Kamis, 28 Mei 2015

Keutamaan & Keistimewaan Bulan Rajab

Bulan Rajab adalah salah satu bulan Haram (suci) sebagaimana Firman Allah Ta’ala terkait dengannya:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ  (سورة التوبة: 36)

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang  lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At-Taubah: 36)

Bulan-bulan Haram adalah Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharram.
Diriwayatkan oleh Bukhari, 4662 dan Muslim, 1679 dari Abu Bakrah radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا , مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ , ثَلاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ : ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ , وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya (ada) empat bulan Haram, tiga (bulan) berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharam serta Rajab Mudhar yang terdapat di antara (bulan) Jumadi Tsani dan Sya’ban.”

Bulan Haram

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan dari empat bulan haram (arba’atun hurum). Karenanya bulan Rajab menjadi istimewa dibandingkan bulan-bulan lainnya.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah itu ada 12 bulan. Seluruhnya dalam ketetapan Allah di hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara (12 bulan) itu terdapat empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam bulan yang empat itu…” (QS. At Taubah : 36)
Ketika menjelaskan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan bahwa sanksi berbuat dosa di bulan-bulan haram jauh lebih berat dibandingkan bulan-bulan lainnya, selain bulan suci Ramadhan. Sebaliknya, amal shalih di bulan-bulan haram pahalanya lebih besar dibandingkan di bulan lainnya, kecuali Ramadhan.
“Sesungguhnya mengerjakan perbuatan zalim di bulan-bulan haram, maka dosa dan sanksinya jauh lebih besar dibandingkan melakukan perbuatan zalim di bulan-bulan lainnya,” kata Ibnu Abbas yang dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
“Amal shalih di bulan haram pahalanya lebih besar, dan kezaliman di bulan ini dosanya juga lebih besar dibanding di bulan-bulan lainnya, kendati kezaliman di setiap keadaan tetap besar dosanya.”
Meskipun diterangkan amal shalih di bulan Rajab lebih besar pahalanya, tidak ada amal khusus di bulan Rajab ini. Baik berupa mandi awal Rajab, shalat malam maupun puasa yang dikhususkan pada tanggal-tanggal tertentu.

Bulan yang Dekat dengan Ramadhan

Rajab adalah bulan yang dekat dengan bulan Ramadhan. Antara Rajab dan Ramadhan hanya dipisahkan dengan Sya’ban. Di antara kebiasaan para ulama, mereka menyiapkan diri menyambut bulan Ramadhan sejak bulan Rajab. Hal ini bisa dilihat dari doa yang sangat populer:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan”
Doa itu juga tercantum dalam riwayat Al-Baihaqi dan Thabrani, tapi derajatnya dhaif menurut Syaikh Al Albani. Namun, ada juga doa sejenis dengan matan berbeda dalam riwayat Ahmad.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta berkahilah kami dalam bulan Ramadhan” (HR. Ahmad)
Jika sebuah hadits diketahui dhaif, tidak boleh diyakini sebagai sabda Rasulullah. Namun, boleh saja berdoa dengan doa dalam berbagai bahasa. Dan banyak ulama yang membaca doa tersebut. Sebagai permohonan kepada Allah agar diberkahi di bulan Rajab, Sya’ban dan dipertemukan dengan bulan Ramadhan.

Bulan Isra’ Mi’raj

Kendati masih diperselisihkan oleh sejumlah ulama, termasuk Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury dalam Ar Rahiqul Makhtum, 27 Rajab diyakini sebagai tanggal terjadinya Isra’ Mi’raj, terutama oleh para ulama di Indonesia. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan luar biasa yang melalui peristiwa itu Rasulullah mendapatkan perintah shalat lima waktu. Jika perintah yang lain diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril, khusus untuk shalat lima waktu ini, Rasulullah ‘dipanggil’ langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka sepatutnya, di bulan Rajab ini kita memperbaiki kualitas shalat kita dan setelah itu kita memperbaiki kualitas jiwa dengan puasa wajib di bulan Ramadhan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/bersamadakwah]

“Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulan aku (Rasulullah SAW) dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku”. “Semua manusia akan berada dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para Nabi, keluarga Nabi dan orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang serta tidak ada rasa lapar dan haus bagi mereka”


Dalam sebuah buku Imam Al Ghazali, dikisahkan, seorang perempuan beribadah di Baitul maqdis dan setiap hari selama bulan Rajab ia selalu mendekatkan diri kepada Allah. Perempuan itu selalu memakai baju mantel. Pada suatu hari, perempuan itu sakit keras. Ia berwasiat kepada anaknya, jika ia meninggal agar mantelnya disertakan di dalam kuburnya. Namun anak itu lupa melaksanakan wasiat ibunya. Pada suatu malam, ia bermimpi melihat ibunya. Ibunya berkata, “Anakku, aku tidak meridhaimu, sebab engkau tidak melaksanakan wasiatku.”

 Anak itu terbangun dengan perasaan cemas kemudian ia bergegas menuju kuburan ibunya lalu mulai menggalinya kembali untuk menguburkan mantel ibunya. Betapa kagetnya ia karena jenazah ibunya tidak ada. Lalu terdengarlah suara,“Apakah engkau tidak tahu bahwa barangsiapa yang taat kepada Kami pada bulan Rajab, Kami tidak akan membiarkannya sendirian di dalam kubur…”

Kata Rajab diambil dari kata at-tarjib, artinya pengagungan. Rajab disebut juga tercurah, sebab pada bulan ini Allah mencurahkan rahmatNya kepada orang-orang yang bertaubat dan mengabulkan doa untuk orang-orang yang beramal. Rajab juga berarti tuli, sebab pada bulan ini tidak terdengar suara peperangan. Rajab juga disebut sebagai al-Muthahhir, karena orang-orang yang berpuasa pada bulan itu akan disucikan dari berbagai dosa dan kesalahan.

Ada juga yang berpendapat bahwa Rajab adalah nama sebuah sungai di surga yang airnya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu, dan lebih dingin daripada es. Tidak ada yang akan meminumnya, kecuali mereka yang berpuasa pada bulan Rajab. Sabda Rasulullah SAW: “Pada malam mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini ?”Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca shalawat untuk engkau di bulan Rajab ini”.


Dari sahabat Anas bin Malik r.a,  Rasulullah SAW bersabda pula : “Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut”.


Dalam sebuah riwayat, sahabat Tsauban r.a bercerita:“Ketika kami berjalan bersama Rasulullah SAW melalui sebuah kuburan, lalu Rasulullah berhenti dan beliau menangis dengan amat sedih, kemudian beliau berdo’a kepada Allah SWT. Lalu saya bertanya kepada Rasulullah SAW:
“Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis?” Lalu Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai Tsauban, mereka itu sedang disiksa dalam kubur mereka dan saya berdo’a kepada Allah, lalu Allah meringankan siksa kubur mereka”

Sabda Rasulullah SAW lagi: “Wahai Tsauban, kalau sekiranya mereka ini mau berpuasa 1 hari saja dalam bulan Rajab dan mereka tidak tidur semalam saja di bulan Rajab, niscaya mereka tidak akan disiksa dalam kubur”

Tsauban bertanya: “Ya Rasulullah, apakah hanya berpuasa 1 hari dan beribadah 1 malam dalam bulan Rajab, sudah bisa menghindarkan mereka dari siksa kubur?”
Sabda Rasulullah SAW: “Wahai Tsauban, Demi Allah Dzat yang telah mengutus saya sebagai Nabi, tiada seorang muslim lelaki dan perempuan yang berpuasa 1 hari dan mengerjakan sholat malam sekali dalam bulan Rajab dengan niat karena Allah, kecuali Allah mencatatkan baginya seperti berpuasa 1 tahun dan mengerjakan sholat malam 1 tahun”

Dari sahabat Salman al-Farizi r.a, Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka seolah-olah dia telah berpuasa seribu tahun, dan seakan dia telah memerdekakan seribu budak. Dan barangsiapa bersedekah pada bulan itu, maka seolah-olah dia bersedekah dengan seribu dinar, dan ditetap dari setiap rambut yang ada pada tubuhnya dengan seribu kebaikan, an diangkatnya seribu derajat, dihapuskan darinya seribu keburukan, dan ditetapkannya baginya setiap hari yang dia gunakan untuk berpuasa dan bersedekah itu dengan seribu haji dan seribu umrah, serta dibangunkannya baginya seribu rumah, seribu istana dan seribu kamar.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar