Dia pernah membuat Ka`bah tandingan di dalam kota kuno Yaman (Babul Yaman). Tujuannya untuk mengalihkan perhatian orang-orang Arab agar tidak lagi mengunjungi Ka`bah di kota suci Makkah. Namun strategi ini gagal, sehingga ia bersama tentaranya menyerang Ka`bah di Makkah.
Ka`bah tandingan itu ternyata tinggal bekasnya saja, dalam bentuk lubang besar bundar yang hanya dipagari kawat berduri. Pada papan namanya tertulis korratul qelis (bangunan bundar). Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah Yaman meninggikan temboknya setelah banyak wisatawan asing yang mengunjunginya. Tempat tersebut kini berada di bawah perlindungan UNESCO, sebagai salah satu aset budaya dunia.
Meski Yaman memiliki objek wisata religius, namun tidak banyak dikenal sebagaimana yang ada di Mesir, Yordania dan Suriah. Mungkin kurangnya promosi, dan disebabkan minimnya dana. Maklum, negeri ini termasuk miskin. Padahal Yaman memiliki sejarah masa lalu yang sangat terkenal.
Negeri ini pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan-kerajaan yang berperadaban tinggi seperti Saba , Osan, Mu`in, Hadramaut Kuno dan Himyar. Karenanya, tak salah jika negeri di ujung tenggara Jazirah Arabia ini disebut negeri nenek moyang Arab.
Di negeri ini dulunya terdapat bendungan yang sangat terkenal bernama Ma`rib. Bendungan ini pernah ambrol yang menyebabkan banjir bandang. Sebagian besar penduduknya kemudian mengungsi ke seantero wilayah Arab lainnya.Selain itu, Yaman juga sering diduduki oleh kerajaan-kerajaan sekitar seperti kerajaan Habashah ( Ethiopia sekarang) yang salah satu penguasanya bernama Abrahah.
Peninggalan Bernilai Tinggi
Di Yaman banyak peninggalan- peninggalan yang mempunyai arti penting
bagi Islam. Misalkan, tidak jauh dari bekas Ka`bah tandingan, terdapat
masjid pertama yang dibangun pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam (SAW). Beliau sendiri yang memberikan arahan kepada sahabat Wabr
Bin Buhenas. Rasulullah SAW bersabda, “Bila kamu membangun Masjid
Sana`a, maka jadikanlah ia berada di kanan sebuah gunung bernama Dhein!
(Riwayat Imam Thabrani dengan sanad hasan dalam kitab Al-Mu`jam
Al-Awsat). Saat itu, tentunya belum ada kompas yang mengatur arah
kiblat. Setelah lebih dari 14 abad, Masjid Sana`a yang oleh warga
setempat disebut Al-Jami Al-Kabir terbukti berada sejajar garis lurus
dengan Ka`bah yang di Makkah.Sebagai masjid bersejarah, suara azan
dari masjid ini disiarkan langsung melalui radio, sebagai patokan bagi
masjid-masjid lainnya hingga saat ini.
Masih ada tempat menarik yang juga diabadikan Allah SWT dalam al-Qur’an, yakni Tanah Gosong. Hingga kini, kawasan ini belum masuk dalam tujuan wisata utama karena sarana ke sana masih sulit. Belum ada jalan aspal yang menyebabkan mobil sedan tidak bisa masuk. Hanya jeep atau mini bus saja yang bisa ke sana . Saya berkesempatan mengunjunginya berkali-kali. Selain mengantar keluarga yang datang dari Indonesia , juga teman-teman dan kenalan yang kebetulan singgah di Sana `a.
Tanah Gosong yang awalnya sebuah kebun nan subur bukan dari buku wisata, tapi dari kitab tafsir. Ibnu Katsir yang di dalamnya menerangkan tentang hal itu. Pemilik kebun nan subur ini ingkar akan nikmat Allah, karena tidak mau lagi memberikan sebagian hasilnya kepada fakir miskin setelah ayah mereka meninggal dunia. Hal ini diabadikan dalam surat al-Qalam ayat 17-33.
Orang setempat menyebutnya ardhul jannah (tanah perkebunan), sebagian lagi menyebutnya ardhul mahruqah (tanah gosong). Walau belum tercantum dalam daftar tujuan wisata di Yaman, setiap orang yang berkunjung ke Yaman tidak lupa mengajak keluarganya ke tempat tersebut. Hal ini dijadikan sebagai ibrah (pelajaran) bagi orang-orang yang tidak berzakat atau melalaikan kewajiban terhadap fakir miskin.
Menurut Ustadz Muhaimin Ahmad Yassin, alumnus Universitas Al-Iman, Yaman, yang sering menjadi pemandu wisata jamaah dan pejabat-pejabat Indonesia yang berkunjung ke sini, Tanah Gosong mulai ramai dikunjungi jamaah umrah sejak tahun 2003, saat mereka transit di Sana`a.
Dengan adanya penerbangan langsung maskapai Yemenia ke Jakarta sejak tahun 2002, makin banyak jamaah yang berkunjung ke tempat-tempat bersejarah yang diabadikan al-Qur`an. Ini membuat pemerintah Yaman mulai memperhatikan kembali tempat-tempat wisata religius itu. Bagi yang transit hanya sehari, bisa mengunjungi bekas Ka`bah tandingan dan Tanah Gosong yang berjarak sekitar 48 km dari Sana `a.
Kemudian, ada lagi peninggalan istana dan tempat penyembahan matahari kaum Saba, yang ada di daerah Ma`rib, sekitar 180 kilometer utara ibu kota Sana`a. Kerajaan Saba diabadikan dalam al-Qur`an surat Saba dan surat An-Naml. Tempat ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah Yaman. Pakar-pakar arkeologi manca negara, terutama dari Jerman terus melakukan eksplorasi untuk menemukan benda-benda arkeologi lainnya di wilayah kerajaan Saba .Tanda-tanda bahwa pusat pemerintahan kerajaan Saba itu subur, sebagaimana dijelaskan al-Qur`an, dapat kita jumpai hingga sekarang. Pengairan yang demikian rapi membuat daerah-daerah sekitarnya subur. Daerah ini dikenal sebagai salah satu penghasil buah-buahan, terutama jeruk dan anggur. Disamping bendungan baru, terdapat pula puing-puing bendungan kuno zaman kerajaan Saba . Tempat ini menjadi salah satu tujuan wisatawan asing. Kerajaan Saba muncul pada abad kedelapan sebelum masehi dan akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Himyar pada akhir abad ketiga Masehi.
Saudara Sedarah
Yang membuat saya betah di Yaman di antaranya karena adat-istiadat dan tradisinya tidak jauh berbeda dengan Indonesia . Ini bisa dimaklumi, karena Yaman merupakan salah satu asal penyebaran Islam di Tanah Air. Dan saat ini diperkirakan 8 hingga 9 juta jiwa penduduk Indonesia berasal dari keturunan Yaman. Karena itulah nama Indonesia demikian melekat di benak rakyat dan para pemimpin Yaman. Indonesia dianggap sebagai negara saudara sedarah seperti bangsa Arab lainnya. Ketua Parlemen Yaman, Syeikh al-Ahmar yang sempat bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Indonesia yang berkunjung ke Yaman, selalu mengingatkan bahwa kedua negara adalah bersaudara sedarah karena banyak warga Indonesia asal Yaman dan telah berbaur dengan penduduk pribumi termasuk melalui pernikahan.
Suasana keindonesiaan terasa lebih kental lagi bila berada di Hadramaut yang merupakan provinsi terbesar di Yaman (hampir sepertiga wilayah Yaman). Mulai dari lauk pauk makanan sehari-hari, layaknya di Indonesia . Ada kerupuk, sambel terasi, gado-gado dan lain-lainnya. Cara berpakaian pun mirip dengan cara berpakaian di daerah pedesaan di Indonesia yang khas dengan kain sarungnya.
Masih ada tempat menarik yang juga diabadikan Allah SWT dalam al-Qur’an, yakni Tanah Gosong. Hingga kini, kawasan ini belum masuk dalam tujuan wisata utama karena sarana ke sana masih sulit. Belum ada jalan aspal yang menyebabkan mobil sedan tidak bisa masuk. Hanya jeep atau mini bus saja yang bisa ke sana . Saya berkesempatan mengunjunginya berkali-kali. Selain mengantar keluarga yang datang dari Indonesia , juga teman-teman dan kenalan yang kebetulan singgah di Sana `a.
Tanah Gosong yang awalnya sebuah kebun nan subur bukan dari buku wisata, tapi dari kitab tafsir. Ibnu Katsir yang di dalamnya menerangkan tentang hal itu. Pemilik kebun nan subur ini ingkar akan nikmat Allah, karena tidak mau lagi memberikan sebagian hasilnya kepada fakir miskin setelah ayah mereka meninggal dunia. Hal ini diabadikan dalam surat al-Qalam ayat 17-33.
Orang setempat menyebutnya ardhul jannah (tanah perkebunan), sebagian lagi menyebutnya ardhul mahruqah (tanah gosong). Walau belum tercantum dalam daftar tujuan wisata di Yaman, setiap orang yang berkunjung ke Yaman tidak lupa mengajak keluarganya ke tempat tersebut. Hal ini dijadikan sebagai ibrah (pelajaran) bagi orang-orang yang tidak berzakat atau melalaikan kewajiban terhadap fakir miskin.
Menurut Ustadz Muhaimin Ahmad Yassin, alumnus Universitas Al-Iman, Yaman, yang sering menjadi pemandu wisata jamaah dan pejabat-pejabat Indonesia yang berkunjung ke sini, Tanah Gosong mulai ramai dikunjungi jamaah umrah sejak tahun 2003, saat mereka transit di Sana`a.
Dengan adanya penerbangan langsung maskapai Yemenia ke Jakarta sejak tahun 2002, makin banyak jamaah yang berkunjung ke tempat-tempat bersejarah yang diabadikan al-Qur`an. Ini membuat pemerintah Yaman mulai memperhatikan kembali tempat-tempat wisata religius itu. Bagi yang transit hanya sehari, bisa mengunjungi bekas Ka`bah tandingan dan Tanah Gosong yang berjarak sekitar 48 km dari Sana `a.
Kemudian, ada lagi peninggalan istana dan tempat penyembahan matahari kaum Saba, yang ada di daerah Ma`rib, sekitar 180 kilometer utara ibu kota Sana`a. Kerajaan Saba diabadikan dalam al-Qur`an surat Saba dan surat An-Naml. Tempat ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah Yaman. Pakar-pakar arkeologi manca negara, terutama dari Jerman terus melakukan eksplorasi untuk menemukan benda-benda arkeologi lainnya di wilayah kerajaan Saba .Tanda-tanda bahwa pusat pemerintahan kerajaan Saba itu subur, sebagaimana dijelaskan al-Qur`an, dapat kita jumpai hingga sekarang. Pengairan yang demikian rapi membuat daerah-daerah sekitarnya subur. Daerah ini dikenal sebagai salah satu penghasil buah-buahan, terutama jeruk dan anggur. Disamping bendungan baru, terdapat pula puing-puing bendungan kuno zaman kerajaan Saba . Tempat ini menjadi salah satu tujuan wisatawan asing. Kerajaan Saba muncul pada abad kedelapan sebelum masehi dan akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Himyar pada akhir abad ketiga Masehi.
Saudara Sedarah
Yang membuat saya betah di Yaman di antaranya karena adat-istiadat dan tradisinya tidak jauh berbeda dengan Indonesia . Ini bisa dimaklumi, karena Yaman merupakan salah satu asal penyebaran Islam di Tanah Air. Dan saat ini diperkirakan 8 hingga 9 juta jiwa penduduk Indonesia berasal dari keturunan Yaman. Karena itulah nama Indonesia demikian melekat di benak rakyat dan para pemimpin Yaman. Indonesia dianggap sebagai negara saudara sedarah seperti bangsa Arab lainnya. Ketua Parlemen Yaman, Syeikh al-Ahmar yang sempat bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Indonesia yang berkunjung ke Yaman, selalu mengingatkan bahwa kedua negara adalah bersaudara sedarah karena banyak warga Indonesia asal Yaman dan telah berbaur dengan penduduk pribumi termasuk melalui pernikahan.
Suasana keindonesiaan terasa lebih kental lagi bila berada di Hadramaut yang merupakan provinsi terbesar di Yaman (hampir sepertiga wilayah Yaman). Mulai dari lauk pauk makanan sehari-hari, layaknya di Indonesia . Ada kerupuk, sambel terasi, gado-gado dan lain-lainnya. Cara berpakaian pun mirip dengan cara berpakaian di daerah pedesaan di Indonesia yang khas dengan kain sarungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar