La Takhaf Wa La Tahzan Innallaha Ma'ana, Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati, Sesungguhnya Allah ada bersama kita...
"..LA TAHZAN.."
✔ Jangan bersedih hati jika Allah tak memberi kita seseorang yang kita impikan..
Insyaallah Dia akan menghadirkan seseorang yang akan memimpikan kita.
"..LA TAHZAN.."
✔ Jangan bersedih hati jika Allah tak memberi kita seseorang yang kita impikan..
Insyaallah Dia akan menghadirkan seseorang yang akan memimpikan kita.
✔ Jangan bersedih hati jika Allah tak memberi kita seseorang yang kita rindukan..
Insyaallah Dia akan menghadirkan seseorang yang akan merindukan kita.
✔ Jangan bersedih hati jika Allah tak memberi kita seseorang yang kita dambakan..
Insyaallah Dia akan memberi kita seseorang yang akan mendambakan kita.
✔ Jangan bersedih hati jika Allah tak menyatukan kita dengan seseorang yang kita cintai..
Insyaallah Dia akan menghadirkan seseorang yang akan mencintai kita.
Seseorang yang hadir bukan hanya karena apa yang ada pada diri kita.
Akan tetapi ia hadir dan mampu menerima kita apa adanya.
Insyaallah Dia akan menghadirkan seseorang yang akan merindukan kita.
✔ Jangan bersedih hati jika Allah tak memberi kita seseorang yang kita dambakan..
Insyaallah Dia akan memberi kita seseorang yang akan mendambakan kita.
✔ Jangan bersedih hati jika Allah tak menyatukan kita dengan seseorang yang kita cintai..
Insyaallah Dia akan menghadirkan seseorang yang akan mencintai kita.
Seseorang yang hadir bukan hanya karena apa yang ada pada diri kita.
Akan tetapi ia hadir dan mampu menerima kita apa adanya.
“Jikalau kamu tidak menolongnya
(Muhammad) maka sungguh Allah telah menolongnya (yaitu) ketika
orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari
dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada
temannya: “Jangan bersedih, sungguh Allah beserta kita.” Maka Allah
menurunkan ketenangan-Nya kepadanya (Muhammad) dan membantunya dengan
tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan
orang-orang kafir itu rendah, dan seruan Allah-lah yang tinggi. Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At Taubah [09]:40)
Sebelum membaca uraian ini lebih lanjut,
saya mohon Anda membaca penggalan ayat di atas dengan suara sedikit
nyaring sebanyak tiga kali: “La tahzan innallaha ma’ana” (Jangan
bersedih. Sungguh Allah bersama kita). Inilah firman Allah yang
menjelaskan perjalanan hijrah Nabi SAW ke Madinah yang memerlukan bekal
fisik dan mental baja. Ayat ini sekaligus menggambarkan betapa semua
tantangan itu dilalui dengan tenang dan optimisme oleh Nabi SAW dan
pengawalnya, Abu Bakar As Shiddiq r.a.
Nasehat Nabi SAW kepada Abu Bakar r.a: “La tahzan innallaha ma’ana” disampaikan
ketika mereka dalam persembunyian di sebuah gua di bukit Tsur. Saat itu
Nabi melihat Abu Bakar cemas dan ketakutan setelah ia melihat kaki para
algojo sebagai perwakilan dari semua etnis Makkah untuk mengejar dan
membunuh Nabi SAW. Peristiwa itu terjadi antara hari Kamis sampai Senin
tanggal 1-4 Rabiul Awal tahun ke 53 dari kelahiran Nabi SAW atau tanggal
24-27 September 622 M. Setelah tiga malam di gua, barulah mereka
melanjutkan perjalanan ke Madinah.
Sebenarnya Nabi SAW sangat mencintai
Makkah sebagai tanah kelahirannya. Ia berkata, “Demi Allah, engkau
adalah tempat yang paling aku muliakan. Andaikan pendudukmu tidak
mengusirku, aku tidak akan meninggalkanmu.” Keberangkatan Nabi SAW ke
Madinah dilakukan atas perintah Allah SWT karena tindakan orang-orang
kafir di Makkah sudah sangat membahayakan jiwa Nabi SAW.
Mengapa Nabi SAW memilih Abu Bakar a.s
sebagai pengawal? Sebab ia sahabat yang sudah terbukti kesetiannya
kepada Nabi SAW dan itulah yang sangat dibutuhkan untuk perjalanan jauh
yang memerlukan suport mental dan finansial. Dialah juga sahabat yang
pertama kali masuk Islam, kaya raya dan amat dermawan. Dialah yang juga
mengerahkan semua anggota keluarganya untuk mendukung perjuangan Nabi
SAW.
Dalam perjalanan dari Makkah menuju ke
gua, Abu Bakar kadang berjalan di muka Nabi agar menjadi tameng bagi
penyerang dari muka, dan sesekali di belakangnya agar bisa menghalau
para pengejarnya. Nabi SAW bertanya, “Jadi kamu lebih suka mati lebih
dulu? Abu Bakar r.a menjawab, “Demi Allah yang mengutusmu untuk
kebenaran, betul demikian wahai Nabi.” Ia menambahkan, “Jika aku yang
terbunuh, hanya seorang yang mati. Tapi jika engkau yang terbunuh, maka
umat dan agama ikut binasa.”
Abu Bakar r.a sudah lama mengharap Nabi
segera meninggalkan Makkah demi keselamatan jiwanya, bahkan sudah
menyiapkan dua ekor unta terbaik untuk sewaktu-waktu dibutuhkan. Maka
ketika mendengar berita adanya perintah hijrah, Abu Bakar r.a sangat
senang dan menyuruh Nabi SAW untuk memilih satu dari dua unta tersebut.
Semua biaya perjalanan termasuk upah untuk penunjuk jalan ditanggung
sepenuhnya oleh Abu Bakar r.a. Ia juga memerintahkan putrinya, Asma’
binti Abu Bakar untuk mengirim makanan setiap malam ke gua yang
dimasukkan ke ikat pinggangnya. Kegesitan Asma’ dalam perjuangan inilah
yang menjadi inspirasi bagi semua wanita muslimah untuk tampil dalam
kiprah dakwah dengan peran masing-masing sesuai dengan kodratnya.
Sejarah telah mengukir dengan tinta emas peran para wanita muslimah
dalam sejarah pengembangan Islam. Bangkitlah para wanita muslimah!
Ucapan Nabi SAW, “La tahzan innallaha ma’ana”
sangat menyejukkan Abu Bakar r.a dan benar-benar menyemangatinya. Para
malaikat dikirim Allah menuju gua tempat persembunyian Nabi SAW agar
membuat sarang laba-laba dan mengaburkan penglihatan para pengejar Nabi.
Begitulah antara lain cara Allah SWT menolong hamba-Nya. Mengingat jasa
Abu Bakar r.a sebagaimana disebut di atas, maka pantaslah ia diabadikan
dalam Al Qur’an sebagai dua sejoli (tsaniya isnayni) dengan
Nabi SAW. Kesatuan jiwa Nabi SAW dengan Abu Bakar masih kita saksikan
sampai sekarang melalui letak makam mereka berdua yang berdampingan di
dalam Masjid Madinah.
Ayat di atas memberi dua pesan penting kepada kita. Pertama,
seorang pemimpin harus tetap tenang sekalipun keadaan amat genting agar
para pengikutnya tidak cemas. Ia harus tetap menyemangati pengikutnya.
Ucapan pemimpin, “La tahzan innallaha ma’ana”
yang bisa diterjemahkan secara bebas, “Tenang, jangan cemas. Allah SWT
tetap menyertai langkah kita” pasti memberi motivasi yang luar biasa
bagi pengikutnya. Masyarakat yang dipimpin pasti akan kehilangan
semangat perjuangan jika pada saat-saat sulit, seorang pemimpin misalnya
mengatakan, “Kita bingung dan tidak tahu apa yang harus kita lakukan
menghadapi kesulitan ini.” Spirit dan keberanian pempimpin akan menular
kepada pengikutnya. Demikian juga sebaliknya. Nasehat “La tahzan innallaha ma’ana” harus
lebih sering diucapkan oleh orang tua kepada anak-anaknya, guru kepada
pada para muridnya, suami kepada istrinya, kepala kantor kepada anak
buahnya, dan semua orang di sekeliling kita.
Kedua, Allah SWT telah
menyiapkan jutaan malaikat untuk menolong hamba-Nya yang mengalami
kesulitan. Tidak hanya untuk nabi, tapi juga untuk semua hamba-Nya,
asalkan ia tetap beriman kepada Allah dan meyakini kepastian
pertolongan-Nya. Anda tidak perlu bertanya bagaimana cara Allah memberi
pertolongan. Allah SWT tidak akan menolong orang yang meragukan
pertolongan-Nya. Ucapan “La tahzan innallaha ma’ana” adalah
sebuah ekspresi keyakinan kepada Allah. Oleh sebab itu, semakin Anda
yakin dengan ucapan itu, semakin banyak malaikat yang dikirim Allah
untuk menolong Anda.
Sebagai penutup tulisan, ucapkan “La tahzan innallaha ma’ana”
berkali-kali, lalu tulis dan tempelkan di tembok untuk menyemangati
hidup Anda, keluarga dan semua orang di sekeliling Anda. (Sumber :
Hamka, Tafsir Al Azhar juz X: 214, M. Qureish Shihab, Tafsir Al Misbah volume 5, p. 104-112, Moh. Ali Aziz, Hijrah Nabi, p. 3) Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag
Tidak ada komentar:
Posting Komentar