Senin, 21 September 2015

HAJI ADALAH ARAFAH ( “Alhajju ‘Arafah ”. “Haji adalah (wukuf) di Arafah.”)

Firman Allah SWT: “..Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu….” (Al-Maa’idah:3)

Apa itu wukuf.?
Wukuf artinya hadir dan berada di Arafah pada waktu tertentu antara waktu zuhur dan ashar.

Makna wukuf adalah berhenti, diam tanpa bergerak. Makna istilahnya ialah berkumpulnya semua jamaah haji di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari itu adalah puncaknya ibadah haji dan wukuf adalah sebesar-besarnya rukun haji.

Seperti dinyatakan oleh Rasulullah :
“Alhajju ‘Arafah ”. “Haji adalah  (wukuf) di Arafah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Wukuf adalah kegiatan utama dalam ibadah haji. Bahkan, inti ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah. Bila dalam rangkaian kegiatan haji jamaah tidak dapat melaksanakan wukuf dengan baik, maka tidak sah ibadah hajinya. Wukuf dilaksanakan hanya pada satu hari (siang hari) pada tanggal 9 Dzulhijjah pada penanggalan Hijriyah. Cara pelaksanaan ibadah wukuf ini adalah dengan berdiam diri (dan berdoa) di padang luas di sebelah timur luar kota Mekkah, Arab Saudi. Di daerah terbuka yang gersang tanpa bangunan inilah, lebih dari dua juta umat Islam dari berbagai pelosok dunia selalu berkumpul tiap tahunnya melaksanakan wukuf.

Di mana pelaksaan wukuf Arafah adalah daerah terbuka dan luas di sebelah timur luar kota suci umat Islam di Mekkah, Arab Saudi. Di padang yang luas ini, pada satu hari (siang hari) tanggal 9 Dzulhijjah pada penanggalan Hijriyah berkumpullah lebih dari dua juta umat Islam dari berbagai pelosok dunia untuk melaksanakan inti ibadah haji, ibadah Wukuf.

Siapa yang di wajibkan wukuf.?
Tentunya para jemaah haji
Kapan tepatnya wukuf di laksanakan.?
Wukuf dilaksanakan hanya pada satu hari (siang hari) pada tanggal 9 Dzulhijjah pada penanggalan Hijriyah

Mengapa wukuf di sebut puncak ibadah haji?
Secara fisik, wukuf Arafah adalah puncak berkumpulnya seluruh jamaah, yang berjumlah jutaan, dari penjuru dunia dalam waktu bersamaan. Secara amaliah, wukuf Arafah mencerminkan puncak penyempurnaan haji. Di Arafah inilah Rasulullah menyampaikan khutbahnya yang terkenal dengan nama khutbah wada’ atau khutbah perpisahan, karena tak lama setelah menyampaikan khutbah itu beliaupun wafat. Di saat itu, ayat Alquran, surat al-Maa’idah ayat 3 turun sebagai pernyataan telah sempurna dan lengkapnya ajaran Islam yang disampaikan Allah SWT melalui Muhammad saw.

Apa yang di lakukan para jemaah haji saat wukuf
Disini masing-masing jamaah dipersilahkan untuk mengkondisikan dirinya berkonsentrasi kepada Allah, melakukan perenungan atas dirinya, apa yang telah dilakukan selama hidupnya, merenungi kebesaran Allah melalui Asmaul Husna-Nya, merenungi hari akhirat.

Jika dikaitkan dengan thawaf, maka setelah kehidupan diwarnai dengan gerakan, maka pada suatu saat gerakan itu akan berhenti. Manusia suatu saat jantungnya akan berhenti berdetak, matanya akan berhenti berkedip,kaki dan tangannya akan berhenti melangkah dan berkeliat. Ketika semua yang bergerak itu berhenti, maka terjadilah kematian, dan manusia sebagai mikro kosmos pada saatnya nanti akan dikumpulkan di padang Mahsyar, maka Padang Arafah menjadi lambang dari Padang Mahsyar itu.

Untuk mengetahui gambaran Padang Mahsyar itu sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits, Ada 7 (tujuh) golongan orang dalam pengayoman Allah swt pada hari dimana tidak ada lagi pengayoman selain pengayoman-pengayoman-Nya : Imam  atau  pemimpin yang  adil. Pemuda yang tekun ibadahnya. Laki-laki  yang hatinya terpaut di masjid. Laki-laki yang mencintai karena Allah,dan berpisah  karena Allah pula. Laki-laki yang di rayu wanita bangsawan lagi cantik dia menolak sambil berkata aku takut akan siksa Allah. Laki-laki yang bersodaqoh dengan suatu  pemberian dia merahasiakannya sehingga tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan  kanannya. Laki-laki yang berzikir mengingat Allah dalam kesunyian seraya bercucuran air matanya.(HR. Abu Hurairah Muttafaq ‘Alaih).

Padang Arafah adalah lokasi tempat berkumpulnya jamaah haji. Arafah adalah lambang dari maqam  ma’rifah billah yang memberikan  rasa dan citra bahagia bagi ahli ma’rifah yang tidak dapat dirasakan oleh sebagian besar para jamaah yang wukuf. Di Arafah lah tempat berkumpulnya jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia, yang berbeda-beda bahasa dan warna kulitnya. Tetapi  mereka mempunyai satu tujuan yang dilandasi persamaan ,tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, antara besar dan kecil, antara pejabat dan rakyat biasa, disitulah tampak nyata persamaan yang hakiki.  Arafah menjadi sepenting-penting syiar haji  diambil dari kata ta’aruf yang artinya saling mengenal, dan saling mengenal itu adalah saling menolong, saling membantu diantara mereka. Mu’tamar  akbar ini masih akan berlanjut jika para jamaah haji berkumpul di Mina, alangkah hebatnya peristiwa ini, karena setiap tahun akan berulang sampai hari kiamat tiba.

Jamaah haji berpakaian ihram dengan melepaskan kebahagiaan dan kebanggaan keduniaan, menunjukkan  sikap rendah diri kepada Allah swt, pengakuan dosa di nyatakan kepada Allah swt, permohonan ampun dan segala dosa dinyatakan kepada Allah swt. Setiap jamaah haji menyadari benar betapa dekatnya Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan beribadah kepada Allah dengan penuh ke ikhlasan yang meliputi suasana wukuf di Arafah itu.

Setelah wukuf dilakukan, jamaah haji merasakan bebas dari beban dosa kepada Allah, yakin do’anya dikabulkan, dorongan untuk melakukan kebaikan lebih banyak terasa sangat kuat, dan rahmat Allah pun sangat menentramkan jiwanya.

Dalam sebuah hadits disebutkan : Nabi saw wukuf di Arafah, disaat matahari hampir terbenam , beliau berkata: “Wahai Bilal suruhlah umat manusia mendengarkan saya. “Maka Bilal pun berdiri seraya berkata, “Dengarkanlah Rasulullah saw, maka mereka mendengarkan, lalu Nabi bersabda: “Wahai umat manusia, baru saja Jibril a.s, datang kepadaku,maka dia membacakan  salam dari Tuhanku, dan dia mengatakan; “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa  orang-orang yang berwukuf di Arafah , dan orang-orang yang bermalam di Masy’aril Haram (Muzdalifah) , dan menjamin membebaskan mereka dari tuntunan balasan dan dosa-dosa mereka.

Maka Umar ibn Khattab pun berdiri dan bertanya, Ya Rasulullah, apakah ini khusus untuk kita saja? Rasulullah menjawab, Ini untukmu dan untuk orang-orang yang datang sesudah mu hingga hari kiamat, kelak Umar r.a,pun lalu berkata,  Kebaikan Allah sungguh banyak dan Dia maha pemurah”.

Dalam hadits lain,Nabi saw mengatakan : “Aku berlindung  kepada Allah swt dari (godaan) syetan yang terkutuk. Tiada hari yang lebih baik banyak Allah membebaskan seorang hamba dari neraka selain dari Hari Arafah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar